Senin, 03 November 2014

Sistem & Problematika Pendidikan di Mesir

Makalah
PERBANDINGAN PENDIDIKAN
(Sistem & Problematika Pendidikan di Mesir)



Disusun Oleh:
1.  Hilda HappySari,                        NIM: 2011.86.01.0005
2.  Nela Nopita Rizqi,                      NIM: 2011.86.01.0023
3.  Khurotu Aini,                              NIM: 2011.86.01.00
4.  Samrotul Fikriyah,                      NIM: 2011.86.01.00
5.  Nurul Zuroidah,                          NIM: 2011.86.01.00
Semester VII-A Angkatan 2011
Dosen Pembimbing:
M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd







PROGRAM STUDI PENIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2014


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, atas rahmat-Nya. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan  atas Rosulullah serta sahabat atas seruannya serta pedoman dan petunjuk yang diberikan.
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin, kami dapat menyelesaikan tugas kami tepat pada waktunya. Sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh pembimbing kami Bapak M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd. Semoga Allah SWT memberikan kemanfaatan dan dilimpahkan pertolongan serta kebenaran kepada kita semua. Amin..
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Allah SWT. Yang telah memberi pertolongan dan kemudahan untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
2.      Bapak M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd selaku dosen pembimbing
3.      Dan teman-teman yang telah membantu demi selesainya tugas ini
Kritik yang membangun serta saran pembaca kami nantikan sebagai bahan perbaikan bagi kami selanjutnya. Sesungguhnya tidak ada yang sempurna melaikan Allah SWT. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan sebagai amal yang shaleh, dan bermanfaat.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.



                                                                                    Pasuruan, 22 Oktober 2014

                                                                                    Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                           i
DAFTAR ISI                                                                                                                          ii
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang                                                                                                            1
2.      Rumusan Masalah                                                                                                       1
3.      Tujuan                                                                                                                         1
BAB II PEMBAHASAN
4.      Sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir                                                      2
5.      Kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir                                                          3
6.      Pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga kependidikan serta problematika yang dihadapi                                                                                          4
BAB III PENUTUP
7.      Kesimpulan                                                                                                                 7
DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidkan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Usaha tersebut untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupannya untuk hidupnya sekarang maupun yan akan datang. Untuk itu setiap negara pasti memiliki sebuah sistem  pendidikan nasional, di mana sistem tersebut mempunyai acuan bagi setiap pendidikan yang ada dalam suatu negara.
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda, begitu juga dengan Mesir yang terkenal dengan sebutan ardhul anbiyâ (negeri para nabi), memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia. Di samping mempunyai segudang peradaban, negeri seribu menara ini juga merupakan gudang segala ilmu. Negara ini seakan memiliki magnet tersendiri. Terbukti, Mesir telah memikat jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di sana. Dalam kesempatan ini, pemakalah akan mendeskripsikan sistem pendidikan yang ada di negara Mesir.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir?
2.      Apa saja kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir?
3.      Bagaimanakah pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga kependidikan serta problematika yang dihadapi?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir
2.      Untuk mengetahui kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir
3.      Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga kependidikan serta problematika yang dihadapi


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sistem Penjenjangan Pendidikan di Negara Mesir
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai grade 8 yang dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan Taman Kanak-kanak dan play group sebelum anak memasuki pendidikan dasar. Akan tetapi karena jumlahnya yang relatif kecil dan kebanyakan berada di kota-kota, pendidikan dasar ini akhirnya dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 sampai “Grade” 5, dan jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade” 6 sampai “Grade” 8 yang berlaku sejak tahun 1984.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat pilihan, yakni:
1.    Tidak bersekolah lagi
2.    Memasuki sekolah menengah umum
3.    Memasuki sekolah teknik menengah tiga tahun, atau
4.    Memasuki sekolah teknik lima tahun.
Pada sekolah menengah umum, tahun pertama (Grade 9) adalah kelas bersama. Pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non-IPA) untuk Grade 10 dan 11. Sedangkan pendidikan tinggi di universitas dan institusi spesialisasi lainnya mengikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga perguruan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada bidang dan program yang dipilih.
Pada level pendidikan tinggi, struktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan institusi pendidikan tinggi lainnya dengan 16.000 staf pengajar, dan 695,736 mahasiswa (628,820 pria dan 66,916 wanita). [1]

2.2  Kebijakan Bidang Pendidikan di Negara Mesir
Kebijakan pendidikan di Mesir dalam menyiapkan lulusan pendidikan memiliki daya kompetitif yang global, di antaranya adalah:
1.      Sebagai negara yang padat penduduk dan memiliki banyak lembaga pendidikan guru, dan siswa, Mesir telah mengembangkan suatu sistem pelatihan guru melalui pelatihan jarak jauh (distance learning/training) dengan menggunakan keunggulan teknologi informasi.
2.      Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan di Mesir tampaknya lebih bergradasi dan dapat menciptakan profesionalisme pendidik. Sistem yang diatur mulai dari status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
3.      Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan tradisi agama yang kuat, Mesir memiliki sistem pembelajaran agama Islam pendidikan Islam yang sangat kuat. Standar untuk pendidikan Islam pun dilakukan dengan standar yang lebih menjamin lulusan pendidikan keagamaan agar memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang kuat. Karena itu, dalam pengembangan kurikulum dan evaluasi pendidikan agama, pendidikan Islam di Mesir sering menjadi rujukan negara-negera Islam lainnya.[2]
Dalam pendidikan agama Islam, Mesir mempunyai kebijakan sebagaimana berikut:
Agama Islam adalah agama negara di Mesir, dan bahasa Arab bahasa resmi Negara. Cita-cita demokrasi terus dikembangkan dengan berbagai cara untuk menentang feodalisme, monopoli, dan eksploitasi. Pendidikan wajib selama 5 tahun pada pendidikan dasar, dan dapat ditambah ke tingkat pendidikan yang tinggi. Pendidikan adalah gratis pada sekolah-sekolah negeri. Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan menjamin otonomi universitas dan pusat-pusat penelitian dengan cacatan bahwa semua kegiatan itu diarahkan pada usaha-usaha keperluan masyarakat dan pada peningkatan produktivitas. Penghapusan buta huruf (iliterasi) merupakan tugas nasioanal, dan Islam adalah pelajaran dasar dalam kurikulum”.[3]
2.3  Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan serta problematika yang dihadapi
Di Negara Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran. Ketua-ketua panitia ini kemudian diundang rapat untuk  mengkoordinasikan dengan tujuan untuk memutusan perumusan kurikulum tersebut. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian, maka dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan menggunakan standar pendidikan nasional berdasarkan kebutuhan pengembangan pendidikan di Mesir. Standar nasional ini berlaku untuk semua jenjang dan jenis pendidikan. Namun demikian pada tingkat implementasi kurikulum, kementrian pendidikan mesir lebih bertanggung jawab untuk pengembangan pendidikan ditingkat secondary education dan tanggung jawab juga sampai pada penyelenggaraan ujian nasional. Sementara itu untuk pengembangan dan implementasi pendidikan pada jenjang pendidikan Pre-School dan Elementary Educatin menjadi tanggungjawab tingkat distrik, dan pada tingkat Preparatory Education pada tigkat states atau tingkat propinsi.
Garis besar kurikulum tersebut ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.[4]
Pada penjabaran di atas, salah satu faktor penghambat berkembangnya kurikulum secara merata adalah kualitas guru yang bertetangan dengan apa yang digariskan kurikulum. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru yang dilakukan di Mesir lebih mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya untuk memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan standar internasional. Arah kebijakan ini memiliki nilai strategis dalam penyiapan SDM guru yang mampu mengawal pendidikan yang berkualitas di masa mendatang.[5] Sesuai dengan kebijakan negara Mesir di bidang pendidikan yang telah dijelaskan sebelumnya, tenaga kependidikan di Mesir diatur dengan sistem status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
Dalam proses pelaksanaan pengembangan kurikulum untuk mencapai pendidikan yang direncakanakan, nampaknya tidak semudah yang telah direncanakan. Timbul berbagai kendala Dan problematika, di antaranya adalah masalah pertumbuhan penduduk yang begitu cepat di Republik Arab Mesir. Hal ini berdampak meningkatnya tuntutan atas pendidikan, dan seterusnya, meningkat pula jumlah murid. Peningkatan jumlah murid ini sebagai pengaruh dari kenyataan bahwa semenjak Revolusi tahun 1952, Mesir selalu berjuang memperluas pendidikan sebagai salah satu prasyarat untuk pembangunan sosial dan ekonomi.
Problem lain yang ditimbulkan yakni sistem birokrasi dan administrasi yang carut marut, infrastruktur yang belum memadai, sehingga tak memungkinkan bagi semua mahasiswa untuk masuk dalam kelas; dengan jumlah mahasiswa yang membludak, namun ruang kelas belum bisa menampungnya secara sempurna. Barangkali ini juga yang menyebabkan absen kuliah tak lagi penting di univ. al-Azhar. Bisa dikata, dari segi satu ini, mungkin kita bisa sedikit berbangga. Karena setidaknya sebagian sekolah atau universitas kita di Indonesia, mempunyai sistem birokrasi dan administrasi yang lebih tertata, walau masih banyak juga yang keadaannya masih sangat memprihatinkan.[6]
Dari sini dapat ditarik sebuah simpulan kecil bahwa setiap negara bahkan itu negara maju sekalipun memiliki sebuah permasalahan khususnya dalam bidang pendidikan yang masih saja terdapat kendala-kendala. Untuk itu perlu kiranya kita mengambil pelajaran yang bisa kita petik dari corak pendidikan Mesir tersebut, dan mencoba membandingkan dengan pendidikan yang ada di Indonesia. Mengambil segi positifnya dan mengubahnya menjadi  lebih baik.






BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai grade 8 yang dikenal sebagai pendidikan dasar. Yang kemudian dilanjutkan pada sekolah menengah umum, tahun pertama (Grade 9), selanjutnya Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non-IPA) untuk Grade 10 dan 11.
Kebijakan pendidikan di Mesir dalam menyiapkan lulusan pendidikan memiliki daya kompetitif yang global, yang kesemuanya bertujuan untuk meninglkatkan SDM dan perekonomian.
Di Negara Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman yang dikoordinir oleh pusat penelitian pendidikan Nasional untuk mengumpulkan informasi, yang kemudian dikembangkan dengan menggunakan standar pendidikan nasional. Selain itu juga dilakukan pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru juga dilakukan yang mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya untuk memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan standar internasional.
Meskipun Mesir tercatat sebagai negara maju yang dengan jargonnya universitas al-Azhar, namun hal tersebut tidak sesempurna yang kita bayangkan, buktinya masih terjadi problemtika sistem birokrasi dan administrasi yang carut marut, infrastruktur yang belum memadai, sehingga tak memungkinkan bagi semua mahasiswa untuk masuk dalam kelas.







[1]Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Tim Lubuk Agung, 2001), 229-232.
[2]Hasan Ali, Studi Tentang Potret Sistem Pendidikan di Mesir, 2011, (Online), (http:// kependidikanislamuinbandung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html, diakes tanggal 21 Oktober 2014).
[3]Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, 227.
[4]Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, 234-235.
[5]Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, 229.
  

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. 2011. Studi Tentang Potret Sistem Pendidikan di Mesir, (Online), (http:// kependidikanislamuinbandung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html, diakes tanggal 21 Oktober 2014).
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Tim Lubuk Agung.







1 komentar: