Makalah
(Sistem & Problematika
Pendidikan di Mesir)
Disusun
Oleh:
1.
Hilda HappySari, NIM: 2011.86.01.0005
2.
Nela Nopita
Rizqi, NIM:
2011.86.01.0023
3.
Khurotu Aini, NIM: 2011.86.01.00
4.
Samrotul
Fikriyah, NIM:
2011.86.01.00
5.
Nurul Zuroidah, NIM: 2011.86.01.00
Semester VII-A Angkatan 2011
Dosen
Pembimbing:
M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd
PROGRAM
STUDI PENIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
YUDHARTA PASURUAN
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya bagi Allah, atas rahmat-Nya. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan atas Rosulullah serta sahabat atas seruannya serta
pedoman dan petunjuk yang diberikan.
Alhamdulillah
hirobbil ‘alamin, kami dapat menyelesaikan tugas kami tepat pada waktunya.
Sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh pembimbing kami Bapak M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd. Semoga Allah SWT memberikan kemanfaatan
dan dilimpahkan pertolongan serta kebenaran kepada kita semua. Amin..
Tak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah
SWT. Yang telah memberi pertolongan dan kemudahan untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak M. Nur Hadi, S.Ag, M.pd selaku dosen pembimbing
3. Dan
teman-teman yang telah membantu
demi selesainya tugas ini
Kritik
yang membangun serta saran
pembaca kami nantikan sebagai bahan perbaikan bagi kami selanjutnya.
Sesungguhnya tidak ada yang sempurna melaikan Allah SWT. Mudah-mudahan Allah
SWT menjadikan sebagai amal yang shaleh, dan bermanfaat.
Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam.
Pasuruan, 22 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
4.
Sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir 2
5.
Kebijakan bidang pendidikan di Negara Mesir 3
6.
Pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga
kependidikan serta problematika yang dihadapi 4
BAB III PENUTUP
7.
Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidkan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Usaha
tersebut untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam
kehidupannya untuk hidupnya sekarang maupun yan akan datang. Untuk itu setiap
negara pasti memiliki sebuah sistem
pendidikan nasional, di mana sistem tersebut mempunyai acuan bagi setiap
pendidikan yang ada dalam suatu negara.
Setiap negara mempunyai sistem pendidikan yang berbeda-beda, begitu juga
dengan Mesir yang terkenal dengan sebutan ardhul anbiyâ (negeri
para nabi), memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia. Di samping
mempunyai segudang peradaban, negeri seribu menara ini juga merupakan gudang
segala ilmu. Negara ini seakan memiliki magnet tersendiri. Terbukti, Mesir
telah memikat jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru dunia untuk
menimba ilmu di sana. Dalam kesempatan ini,
pemakalah akan mendeskripsikan sistem pendidikan yang ada di negara Mesir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir?
2. Apa saja kebijakan bidang
pendidikan di Negara Mesir?
3. Bagaimanakah pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga
kependidikan serta problematika yang dihadapi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem penjenjangan pendidikan di Negara Mesir
2. Untuk mengetahui kebijakan bidang
pendidikan di Negara Mesir
3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum dan pengembangan tenaga
kependidikan serta problematika yang dihadapi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Penjenjangan Pendidikan di Negara Mesir
Pendidikan
wajib di Mesir berlaku sampai grade 8 yang dikenal
sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan Taman Kanak-kanak dan play group
sebelum anak memasuki pendidikan dasar. Akan tetapi karena jumlahnya yang relatif kecil dan kebanyakan berada di
kota-kota, pendidikan dasar ini akhirnya dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang
pertama dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade” 1 sampai “Grade” 5, dan
jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade” 6
sampai “Grade” 8 yang berlaku sejak tahun 1984.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya
empat pilihan, yakni:
1.
Tidak bersekolah lagi
2.
Memasuki sekolah menengah umum
3.
Memasuki sekolah teknik menengah tiga tahun, atau
4.
Memasuki sekolah teknik lima tahun.
Pada sekolah
menengah umum, tahun pertama (Grade 9) adalah kelas bersama. Pada Grade 10
murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non-IPA) untuk
Grade 10 dan 11. Sedangkan pendidikan tinggi di universitas dan institusi
spesialisasi lainnya mengikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada
sebagian lembaga perguruan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun
tergantung pada bidang dan program yang dipilih.
Pada level
pendidikan tinggi, struktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan institusi
pendidikan tinggi lainnya dengan 16.000 staf pengajar, dan 695,736 mahasiswa
(628,820 pria dan 66,916 wanita). [1]
2.2 Kebijakan Bidang Pendidikan di Negara Mesir
Kebijakan
pendidikan di Mesir dalam menyiapkan lulusan pendidikan memiliki daya
kompetitif yang global, di antaranya adalah:
1.
Sebagai negara yang padat penduduk dan memiliki
banyak lembaga pendidikan guru, dan siswa, Mesir telah mengembangkan suatu sistem
pelatihan guru melalui pelatihan jarak jauh (distance learning/training) dengan
menggunakan keunggulan teknologi informasi.
2.
Sistem penjenjangan karier guru secara
fungsional yang diselenggarakan di Mesir tampaknya lebih bergradasi dan dapat
menciptakan profesionalisme pendidik. Sistem yang diatur mulai dari status guru
sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher.
Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang
karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
3.
Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas
Muslim dan tradisi agama yang kuat, Mesir memiliki sistem pembelajaran agama
Islam pendidikan Islam yang sangat kuat. Standar untuk pendidikan Islam pun
dilakukan dengan standar yang lebih menjamin lulusan pendidikan keagamaan agar
memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang kuat. Karena itu, dalam
pengembangan kurikulum dan evaluasi pendidikan agama, pendidikan Islam di Mesir
sering menjadi rujukan negara-negera Islam lainnya.[2]
Dalam pendidikan agama Islam, Mesir mempunyai kebijakan sebagaimana
berikut:
“Agama Islam adalah agama negara di Mesir, dan
bahasa Arab bahasa resmi Negara. Cita-cita demokrasi terus dikembangkan dengan
berbagai cara untuk menentang feodalisme, monopoli, dan eksploitasi. Pendidikan
wajib selama 5 tahun pada pendidikan dasar, dan dapat ditambah ke tingkat
pendidikan yang tinggi. Pendidikan adalah gratis pada sekolah-sekolah negeri.
Negara mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan menjamin otonomi universitas
dan pusat-pusat penelitian dengan cacatan bahwa semua kegiatan itu diarahkan
pada usaha-usaha keperluan masyarakat dan pada peningkatan produktivitas.
Penghapusan buta huruf (iliterasi) merupakan tugas nasioanal, dan Islam adalah
pelajaran dasar dalam kurikulum”.[3]
2.3 Pengembangan
Kurikulum dan Pengembangan Tenaga Kependidikan serta problematika yang dihadapi
Di Negara Mesir,
kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang
berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata
pelajaran atau kelompok pelajaran. Ketua-ketua panitia ini kemudian diundang
rapat untuk mengkoordinasikan dengan
tujuan untuk memutusan perumusan kurikulum tersebut. Kurikulum yang sudah dihasilkan
oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara
resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan,
kurikulum dapat diubah dan
disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian
pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi
pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil
penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan
perubahan, sebuah penelitian, maka dibentuk dan dibagi tugas untuk
mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar
supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru
guna memberikan bimbingan dan mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat
latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk
pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
Kurikulum pendidikan dikembangkan dengan
menggunakan standar pendidikan nasional berdasarkan kebutuhan pengembangan
pendidikan di Mesir. Standar nasional ini berlaku untuk semua jenjang dan jenis
pendidikan. Namun demikian pada tingkat implementasi kurikulum, kementrian
pendidikan mesir lebih bertanggung jawab untuk pengembangan pendidikan
ditingkat secondary education dan tanggung jawab juga sampai pada
penyelenggaraan ujian nasional. Sementara itu untuk pengembangan dan
implementasi pendidikan pada jenjang pendidikan Pre-School dan Elementary Educatin
menjadi tanggungjawab tingkat distrik, dan pada tingkat Preparatory Education
pada tigkat states atau tingkat propinsi.
Garis besar kurikulum tersebut ditentukan sebuah tim
kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku
teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang
dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas,
kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan
dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih
berorientasi verbal.[4]
Pada penjabaran
di atas, salah satu faktor penghambat berkembangnya kurikulum secara merata
adalah kualitas guru yang bertetangan dengan apa yang digariskan kurikulum.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru yang dilakukan
di Mesir lebih mengarah pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya
untuk memenuhi standar nasional, tetapi juga untuk peningkatan kemampuan
standar internasional. Arah kebijakan ini memiliki nilai strategis dalam
penyiapan SDM guru yang mampu mengawal pendidikan yang berkualitas di masa
mendatang.[5] Sesuai dengan kebijakan negara Mesir di bidang
pendidikan yang telah dijelaskan sebelumnya, tenaga kependidikan di Mesir
diatur dengan sistem status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior
teacher, sampai master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat
berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru dan pembinaan profesi guru
yang lebih terstruktur.
Dalam proses
pelaksanaan pengembangan kurikulum untuk mencapai pendidikan yang
direncakanakan, nampaknya tidak semudah yang telah direncanakan. Timbul
berbagai kendala Dan problematika, di antaranya adalah masalah pertumbuhan
penduduk yang begitu cepat di Republik Arab Mesir. Hal ini berdampak
meningkatnya tuntutan atas pendidikan, dan seterusnya, meningkat pula jumlah
murid. Peningkatan jumlah murid ini sebagai pengaruh dari kenyataan bahwa
semenjak Revolusi tahun 1952, Mesir selalu berjuang memperluas pendidikan
sebagai salah satu prasyarat untuk pembangunan sosial dan ekonomi.
Problem lain
yang ditimbulkan yakni sistem birokrasi dan
administrasi yang carut marut, infrastruktur yang belum memadai, sehingga tak
memungkinkan bagi semua mahasiswa untuk masuk dalam kelas; dengan jumlah
mahasiswa yang membludak, namun ruang kelas belum bisa menampungnya secara
sempurna. Barangkali ini juga yang menyebabkan absen kuliah tak lagi penting di
univ. al-Azhar. Bisa dikata, dari segi satu ini, mungkin kita bisa sedikit
berbangga. Karena setidaknya sebagian sekolah atau universitas kita di
Indonesia, mempunyai sistem birokrasi dan administrasi yang lebih tertata,
walau masih banyak juga yang keadaannya masih sangat memprihatinkan.[6]
Dari
sini dapat ditarik sebuah simpulan kecil bahwa setiap negara bahkan itu negara maju sekalipun memiliki sebuah permasalahan khususnya
dalam bidang pendidikan yang masih saja terdapat kendala-kendala. Untuk itu
perlu kiranya
kita mengambil pelajaran yang bisa kita petik dari corak pendidikan Mesir tersebut,
dan mencoba membandingkan dengan pendidikan yang ada di Indonesia. Mengambil
segi positifnya dan mengubahnya menjadi
lebih baik.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai grade
8 yang dikenal sebagai pendidikan dasar. Yang
kemudian dilanjutkan pada sekolah menengah umum, tahun pertama (Grade 9),
selanjutnya Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA
vs Non-IPA) untuk Grade 10 dan 11.
Kebijakan pendidikan di Mesir dalam menyiapkan
lulusan pendidikan memiliki daya kompetitif yang
global, yang kesemuanya bertujuan untuk meninglkatkan SDM dan perekonomian.
Di Negara Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum
terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan
guru-guru yang berpengalaman yang dikoordinir oleh pusat penelitian pendidikan
Nasional untuk mengumpulkan informasi, yang kemudian dikembangkan
dengan menggunakan standar pendidikan nasional. Selain itu juga dilakukan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan guru juga dilakukan yang mengarah pada pemenuhan
standar kompetensi yang tidak hanya untuk memenuhi standar nasional, tetapi
juga untuk peningkatan kemampuan standar internasional.
Meskipun Mesir
tercatat sebagai negara maju yang dengan jargonnya universitas al-Azhar, namun
hal tersebut tidak sesempurna yang kita bayangkan, buktinya masih terjadi
problemtika sistem birokrasi dan administrasi yang
carut marut, infrastruktur yang belum memadai, sehingga tak memungkinkan bagi
semua mahasiswa untuk masuk dalam kelas.
[1]Agustiar Syah
Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung: Tim Lubuk Agung,
2001), 229-232.
[2]Hasan Ali, Studi Tentang
Potret Sistem Pendidikan di Mesir, 2011, (Online), (http://
kependidikanislamuinbandung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html, diakes tanggal 21 Oktober 2014).
[3]Syah Nur, Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara, 227.
[5]Syah Nur, Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara, 229.
[6] Siti ‘Abidah Subkiyyah , Al-Azhar; Meneropong Potret
Pendidikan di Mesir, 2011, (Online), (http://www.ispi.or.id/2011/07/30/al-azhar-meneropong-potret-pendidikan-di-mesir/, diakses tanggal 21 Oktober 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan. 2011. Studi
Tentang Potret Sistem Pendidikan di Mesir, (Online), (http:// kependidikanislamuinbandung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-di-negara-mesir.html, diakes tanggal 21 Oktober 2014).
Nur, Agustiar
Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Tim Lubuk
Agung.
Subkiyyah, Siti ‘Abidah. 2011. Al-Azha:; Meneropong Potret Pendidikan di
Mesir, (Online), (http://www.ispi.or.id/2011/07/30/al-azhar-meneropong-potret-pendidikan-di-mesir/, diakses tanggal
21 Oktober 2014).
maaf semrawut pak,, belum bisa ngatur layoutnya. hhehehe. :)
BalasHapus